Debat Ilmuwan & Khalifah
Dikisahkan ada sekelompok ilmuwan besar atheis bangsa Romawi, hendak beradu argumentasi dengan para ulama di sebuah masjid. Tujuannya ingin menjatuhkan dan mempermalukan Islam dikalangannya sendiri.
Setelah dilihatnya masjid telah dipenuhi orang banyak, naiklah salah seorang dari ilmuwan kafir itu keatas mimbar dan mulai menantang umat untuk berdebat soal keberadaan Allah. Diantara yang hadir bangkit seorang pemuda dari antara shaf-shaf itu, dialah Abu Hanifah ra muda, Beliau melangkah menuju mimbar dan berkata :
“Perkenankan saya Abu Hanifah ingin bertukar pikiran dengan tuan-tuan” Sambil berusaha menguasai suasana, dengan kerendahan hati Abu Hanifah berkata, “Baiklah sekarang apa yang akan kita perdebatkan?”
Para ilmuwan kafir itu heran sekaligus kagum akan keberanian Abu Hanifah, karena beliau hanya sendiri,sementara mereka ada beberapa orang.
Mulailah para atheis mengajukan pertanyaannya,yang dibagi dalam 6 kategori :
1. KAPAN ALLAH ADA?
Atheis : Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.
Atheis:Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah:Dia (Allah) berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Tolong berikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis : Angka satu.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?
2. MAKSUD ALLAH MENGHADAPKAN WAJAHNYA?
Atheis : Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah : Kalau kalian membawa lampu di gelapnya malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis : Ke seluruh penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala, Nur dari segala cahaya langit dan bumi?
3. ZAT ALLAH SWT?
Atheis : Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi,atau cair seperti air,atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkah kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak bergerak. Nah, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu kalian masih ada disana?
Atheis : Ya, kami masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlahlah kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?
4. DIMANA ALLAH BERADA?
Atheis : Dimana kira-kira Robbmu itu berada?
Abu Hanifah : Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat lemak?
Atheis : Tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan padaku, dimana adanya lemak itu?
Atheis : Membaur dalam seluruh bagian susu
Abu Hanifah : Kalau lemak yang termasuk mahluk itu, tidak mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?
5. TAKDIR ALLAH SWT
Atheis : Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini?
Abu Hanifah : Ada pekerjaanNya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan.
Atheis : Kalau orang masuk syurga ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Hitungan angka pun ada awalnya tapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita bisa makan dan minum disyurga tanpa buang air besar dan kecil?
Abu Hanifah : Kalian sudah mempraktekkannya ketika kalian berada di dalam perut ibu kalian. Hidup dan makan-minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita lakukan hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
6. BUKTI ADANYA ALLAH
Atheis : Perlihatkan bukti keberadaan Robbmu kalau memang dia ada!
Abu Hanifah ra mengambil tanah liat, lalu dilemparkannya tanah liat itu ke kepala orang atheis itu. Para hadirin gelisah melihat peristiwa itu, khawatir terjadi keributan, tetapi Abu Hanifah
menjelaskan bahwa hal ini dalam rangka untuk menjelaskan jawaban yang di minta kepadanya.
Abu Hanifah : Apakah lemparan itu menimbulkan rasa sakit di kepala anda?
Atheis : Ya,tentu saja.
Abu Hanifah : Dimana letak sakitnya?
Atheis : Ada pada luka ini.
Abu Hanifah : Tunjukkan padaku bahwa sakitnya itu memang ada, baru aku akan menunjukkan kepadamu dimana Robbku!
Orang atheis itu tidak menjawab, tentu saja tidak bisa menunjukkan rasa sakitnya, karena itu adalah suatu rasa dan ghaib tapi rasa sakit itu memang ada.
Akhir perdebatan itu para ilmuwan besar atheis tersebut masuk Islam di tangan Imam Abu Hanifah ra.
Setelah dilihatnya masjid telah dipenuhi orang banyak, naiklah salah seorang dari ilmuwan kafir itu keatas mimbar dan mulai menantang umat untuk berdebat soal keberadaan Allah. Diantara yang hadir bangkit seorang pemuda dari antara shaf-shaf itu, dialah Abu Hanifah ra muda, Beliau melangkah menuju mimbar dan berkata :
“Perkenankan saya Abu Hanifah ingin bertukar pikiran dengan tuan-tuan” Sambil berusaha menguasai suasana, dengan kerendahan hati Abu Hanifah berkata, “Baiklah sekarang apa yang akan kita perdebatkan?”
Para ilmuwan kafir itu heran sekaligus kagum akan keberanian Abu Hanifah, karena beliau hanya sendiri,sementara mereka ada beberapa orang.
Mulailah para atheis mengajukan pertanyaannya,yang dibagi dalam 6 kategori :
1. KAPAN ALLAH ADA?
Atheis : Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.
Atheis:Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah:Dia (Allah) berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Tolong berikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis : Angka satu.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?
2. MAKSUD ALLAH MENGHADAPKAN WAJAHNYA?
Atheis : Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah : Kalau kalian membawa lampu di gelapnya malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis : Ke seluruh penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala, Nur dari segala cahaya langit dan bumi?
3. ZAT ALLAH SWT?
Atheis : Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi,atau cair seperti air,atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkah kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak bergerak. Nah, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu kalian masih ada disana?
Atheis : Ya, kami masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlahlah kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?
4. DIMANA ALLAH BERADA?
Atheis : Dimana kira-kira Robbmu itu berada?
Abu Hanifah : Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat lemak?
Atheis : Tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan padaku, dimana adanya lemak itu?
Atheis : Membaur dalam seluruh bagian susu
Abu Hanifah : Kalau lemak yang termasuk mahluk itu, tidak mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?
5. TAKDIR ALLAH SWT
Atheis : Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini?
Abu Hanifah : Ada pekerjaanNya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan.
Atheis : Kalau orang masuk syurga ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Hitungan angka pun ada awalnya tapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita bisa makan dan minum disyurga tanpa buang air besar dan kecil?
Abu Hanifah : Kalian sudah mempraktekkannya ketika kalian berada di dalam perut ibu kalian. Hidup dan makan-minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita lakukan hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
6. BUKTI ADANYA ALLAH
Atheis : Perlihatkan bukti keberadaan Robbmu kalau memang dia ada!
Abu Hanifah ra mengambil tanah liat, lalu dilemparkannya tanah liat itu ke kepala orang atheis itu. Para hadirin gelisah melihat peristiwa itu, khawatir terjadi keributan, tetapi Abu Hanifah
menjelaskan bahwa hal ini dalam rangka untuk menjelaskan jawaban yang di minta kepadanya.
Abu Hanifah : Apakah lemparan itu menimbulkan rasa sakit di kepala anda?
Atheis : Ya,tentu saja.
Abu Hanifah : Dimana letak sakitnya?
Atheis : Ada pada luka ini.
Abu Hanifah : Tunjukkan padaku bahwa sakitnya itu memang ada, baru aku akan menunjukkan kepadamu dimana Robbku!
Orang atheis itu tidak menjawab, tentu saja tidak bisa menunjukkan rasa sakitnya, karena itu adalah suatu rasa dan ghaib tapi rasa sakit itu memang ada.
Akhir perdebatan itu para ilmuwan besar atheis tersebut masuk Islam di tangan Imam Abu Hanifah ra.
Comments
Post a Comment